Wednesday, February 24, 2010

TRUST

Kepercayaan,
suatu..sebuah kata maksud saya, yang mungkin sebagian orang sudah mempunyainya, while others are not.
Saya pernah mempunyai masalah terhadap kepercayaan, beberapa kali.
Mungkin akan saya bagi sedikit cerita saya bersama kepercayaan itu disini,

Saya mempunyai sahabat, sebut saja Salju, dan dia juga perempuan seperti saya. Saya sudah bersahabat dengan Salju sejak saya masih berumur 2 tahun, saya masuk SD dan SMP yang sama dengan dia, bermain bersama di rumah dan di sekolah, berbagi cerita apa saja, membuat kita semakin dekat dan menyatakan bahwa kita sahabat.
Pendek cerita, ketika kami menginjak SMP, perasaan terhadap lawan jenis sudah pasti menjadi ide cerita diantara kami berdua setiap hari.
Sampai suatu hari, seseorang dari masa lalu Salju, tepatnya first love nya Salju, datang, sebut saja Es.
Salju dan Es terpisah ketika masih kelas 4 SD, ya, SD, mungkin terdengar konyol mempunyai first love pada saat masih kelas 4 SD, tetapi disini tidak.
Salju sangat senang karena akhirnya ia mengetahui keberadaan Es, dan Salju pun sudah memiliki nomor handphone Es yang bisa dihubungi. Tetapi Salju tidak cukup berani untuk memastikan apakah benar itu nomor Es atau tidak, akhirnya saya pun diminta Salju untuk memastikan, dan....terbukti itu memang nomor si Es.

Salju dan Es pun saling ber-sms ria, saya pun senang karena akhirnya Salju menemukan kembali first love nya. Tetapi, setelah beberapa hari Salju dan Es ber-sms ria, tiba-tiba Es mengirim sms kepada saya, karena sudah lama tidak bertemu dan saya juga ingin menanyakan bagaimana kabar si Es, saya pun membalas sms nya, tanpa ada rasa heran.
Tetapi semakin lama, sms ini seperti menjurus ke arah sesuatu, dan saya masih bingung.
Saya tetap berkomunikasi dengan Es tanpa diketahui Salju.

Pendek cerita, ternyata Es mempunyai rasa terhadap saya, begitu juga sebaliknya. Akhirnya setelah beberapa kali lost contact, Es pun menyatakan perasaannya terhadap saya, and he asked me "would you be my gf?" , tanpa memikirkan sahabat saya yang bernama Salju, saya pun menerimanya.

Sekitar 2 minggu saya menjalin hubungan dengan Es tanpa sepengetahuan Salju. Tetapi pada minggu ke 3, Salju pun tahu tentang hubungan saya dengan Es, dan sejak dia mengetahui itu, semuanya berubah.
Mungkin Salju cerita kepada teman-teman sepermainan saya yang lain, sehingga sikap teman-teman yg lain pun berubah. Dan mereka mengadakan 'sidang' untuk saya.
Di sidang itu, saya harus menjawab bermacam-macam pertanyaan yg menyudutkan saya.

Lagi-lagi saya harus menyingkat cerita ini,
setelah semua itu, hubungan saya dengan Salju tidak membaik. Kami memang saling tersenyum, tertawa, bercanda seperti biasa, tetapi semua sangat terasa berbeda, masing-masing diantara kami menyimpan perasaan negatif yang selalu kami simpan. Saya tau beberapa cacian dari Salju yg ditujukan kepada saya, seperti Mawar Hitam, berhati busuk, pernyataan bahwa dia tidak dapat percaya kepada saya lagi dan mulai saat itu kami bukan sahabat melainkan hanya teman biasa.

I do regret, it was one of the stupidest thing that i've ever done, what a jerk, i stabbed my best friend from behind.
Saya kehilangan sahabat dan mendapatkan pacar yang belum tentu selamanya bersama saya.

Dari cerita ini, saya mendapatkan beberapa pelajaran.
Bahwa, jangan pernah menyia-nyiakan kepercayaan yang sudah orang berikan kepada kita.
Bahwa, sahabat lebih penting dari apapun.
Bahwa, butuh waktu lama untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Semenjak kejadian itu, saya berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik, untuk tidak egois, untuk tidak berfikiran pendek dalam memutuskan sesuatu, tetapi saya masih gagal dalam mewujudkan itu semua, dan saya akan terus berusaha.
Aku ingin sahabatku, Salju, kembali.

And it might take a long time :')






No comments:

Post a Comment